Legenda telaga angker

:: Kisah ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama tokoh, latar dan tempat itu cuma kebetulan saja….::-::

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang wanita cantik bernama Ri, kecantikannya tersohor seantero negeri. Banyak lelaki yang terpikat dan berusaha mendapatkan hatinya namun Ri sok jual mahal. Adalah Han seorang pemuda biasa yang juga terpikat kepada Ri, dia sangat mencintai Ri. Namun, yang pangeran sampai priyayi saja lamarannya ditolak apalagi dia yang pemuda biasa.

Di titik ini seseorang harusnya cukup sadar diri, tapi tidak dengan Han yang cukup keras kepala. Dia bertekad menjadi yang pertama memiliki hatinya Ri. Ada istilah cinta ditolak dukun bertindak. Di tengah hutan ada sebuah telaga yang disucikan. Dia pernah dengar dari dukun dusunnya, jika mandi berendam di sana saat malam purnama merah, pada pagi menjelang fajar akan muncul sebuah mustika merah yang bisa menaklukan wanita mana pun.

Namun menempuh perjalanan ke sana bukan perkara mudah, hutan rimba sangat tak bersahabat di malam purnama merah. Banyak gangguan baik binatang liar bahkan makhluk halus. Beberapa kali pemuda ini gagal, apalagi purnama merah hanya terjadi beberapa kali dalam setahun. Namun demi cintanya, Han ini tak pernah menyerah.

Tiga hari sebelum purnama, dia berangkat dan menginap di hutan. Muncul sesosok makhluk di tengah telaga, kulitnya seperti akar pohon. Beberapa jam lewat, hening mencekam. Suara lolongan serigala hampir merontokan jantungnya. Beberapa kali seolah jadi penanda waktu. Dia berhasil dan menjalani ritual. Menjelang datang fajar , mahluk itu mendekat. Senyumnya mengerikan, pemuda ini berusaha untuk tak gentar. Ia menunduk saat makhluk itu mendekat dan dekat, namun semakin lebih jelas sosoknya pun semakin menyerupai manusia. dengan sebuah batu merah di keningnya

“Kau adalah orang keempat berhasil di sini sampai puncak,” ujarnya dengan suara berat. “Biasanya mereka akan mati ketakutan saat mendengar suara serigala. Sebagai ganjaran dari usahamu ini, mustika merah ini menjadi milikmu.”
Makhluk itu mengambil batu merah bersinar itu dari keningnya, merobek kulitnya mengoyak daging, terdengar suara yang menyakitkan. Han berusaha menahan ketakutannya. Batu itu bersimbah cairan merah menyelubungi warna merahnya sendiri.

Sebelum batu itu berpindah ke tangannya, makhluk itu berpesan,
“Kekuatan mustika ini akan sepenuhnya mujarab jika di malam purnama merah di tahun kelima pernikahanmu, kamu bawa istrimu ke sini dan kalian ritual mandi berendam di sini.”
Han mengingat baik-baik pesan makhkuk itu. Mustika itu persis dalam genggamannya saat fajar menyingsing.

Dengan penuh percaya diri, ia datang melamar Ri, dan tiada tertolak. Mereka menikah di hari keenam sejak lamaran itu. Han mebuka toko kerajinan bambu dan sukses besar, dalam waktu singkat pasutri ini menjadi salah satu orang terkaya di kampungnya. Mereka hidup bahagia meski belum dikaruniai anak. Di tahun kelima pernikahan mereka, Han tak lupa dengan janji itu, dia mengajak Ri menjelajahi hutan. Namun istrinya menolak dengan berbagai alasan, apalagi toko mereka sedang ramai-ramainya.

Purnama selanjutnya Han kembali gagal membawa Ri karena orang tua Ri sakit parah dan Ri mendampingi mereka sampai ajal menjemput. Purnama terakhir Han habis kesabarannya, dia paksa Ri ikut dengannya. Meski Ri meronta menolak, Han tetap dengan niatnya. Ia sungguh tidak ingin kehilangan isterinya. Dia berharap setelah menjalani syarat terakhir ini, mereka akan lekas mendapat momongan. Saat itu adalah sehari menjelang purnama merah, di mana hutan rimba sangat tak bersahabat. Han berusah payah membopong Ri di punggungnya, yang pingsan setelah dia pukul.

Ajaibnya Han berhasil mencapai telaga itu. Ri tersadar, dia pun terpesona dengan keindahan telaga di bawah sinar rembulan merah. Bagai terhipnotis, Ri bahkan lebih dulu masuk ke telaga, Han menyusulnya. Telaga itu begitu syahdu dan indah, tak ada lolongan serigala. Ri semakin terpesona, dia lalu meninggalkan Han dan berenang semakin ke tengah. Semakin dalam hingga tak nampak lagi sosoknya. Han yang menyadari isterinya telah hilang berusaha mencarinya, menyelami telaga yang gelap sampai putus asa. Dia menangis sedih tak mendapati isterinya di mana-mana. Tubuhnya yang lemah karena memaksa menyelam terlalu dalam dan beberapa kali menelan air. Ia jatuh kelelahan dan mati di pinggir telaga.

Makhluk akar itu muncul menjelang fajar, mendekati tubuh Han yang sudah tak bernyawa. Dia mengubah Han menjadi sebuah pohon dengan akar kokoh yang menjorok ke air dengan sebagiannya mencengkram tanah tepi telaga. Dia tersenyum lebar, senyum mengerikan.
“Tujuh,” bisiknya sembari memungut sebuah batu merah berkilau dari bawah air lalu menghilang melebur ke dalam pohon itu saat terbit fajar.

~

Sayang tak pernah ada orang hidup yang bisa menceritakan betapa berbahayanya tempat itu.

Konon telaga tersebut memang selalu menelan korban. Terutama mereka yang sejak awal kedatangannya ingin bersekutu dengan setan. Atau setidaknya beranggapan “jalan pintas” bisa mengabulkan ambisi mereka secara cepat dan mudah, tanpa mengetahui harga yang harus dibayar. Padahal setan tak dapat menghadirkan apa-apa selain tipuan yang menggoda.

2 tanggapan untuk “Legenda telaga angker

  1. polarbabyaillen

    wei author. ASLI KEREN BGT. Bikin sendiri ini cerita? SUMPAH SIH GOKIL.

    Suka

    1. pengembaraudara

      thank you, nantikan cerita horor yang lainnya 😀

      Suka

Tinggalkan komentar